Media sosial adalah sebuah media online, dan kita dipermudah untuk berpartisipasi di dalam nya ,baik dalam berbagi informasi ,mencari informasi , dan blog adalah media sosial yang paling banyak umum di gunakan masyarakat di indonesia.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti
bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional
seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media.
Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial
dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa
biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan.
Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
awal mula perkenalanku dengan media sosial adalah saat aku berumur 11 tahun , saat itu aku menggunakan layanan jejaring sosial LIVE CONNECTOR yang pada jaman itu sangat banyak di minati anak-anak remaja seumuran ku . live connector menyediakan layanan chatting kepada sesama pengguna live connector , fasilitas lainnya seperti kita bisa saling mengisi testimonial ke sesama teman kita di live connector yang sedang online juga.
tidak lama setelah itu LC turun tahta .friendster mulai mem booming aku mulai mengenal friendster,jejaring sosial ini memiliki banyak feature, dari kita bisa mencari seseorang melalui nama , agar bisa berteman di friendster, mengisi testimonial, biodata yang lebih jelas, mengirim pesan pribadi, meng-upload foto-foto menjadi beberapa album, hingga dapat mengubah layar tampilan friendster kita sendiri sesuai desaign yang kita pilih.
semakin kesini semakin banyak macam-macam media sosial dan fungsinya yang aku ketahui , dari munculnya facebook, twitter, dan jaringan-jaringan yang menyediakan berbagai fasilitas , dari kita bisa berbagi informasi sampai jual-beli online, seperti kaskus.
perkembangan teknologi semakin maju seiring perkembangan media sosial dan saat ini menggunakan media sosial tidak hanya bisa di akses melalui komputer saja, tetapi handphone sekarang rata-rata sudah memiliki feature untuk langsung bisa mengakses internet, dan ini sangat memudahkan bagi pengguna media sosial untuk bisa mengakses nya dimana pun kita berada.
dan masyarakat kini semakin banyak yang sudah mengenal dunia maya (istilah media sosial).banyak manfaat dari dunia internet ini , dari kita dapat mengakses informasi lebih cepat ,dapat bersilahturahmi jarak jauh , banyak menambah teman dan jaringan , juga banyak orang yang bisa sukses karna media sosial orang-orang yang pandai dan bisa memanfaatkan media sosial ini dengan baik, seperti mempromosikan dan menjual dagangan melalui media ini biasa kita sebut online shop, mempromokan jualannya melalui media internet yang akses nya tanpa batas , aku juga pernah menggeluti dunia online shop .
tetapi karna akces menggunakan media internet ini yang sangat mudah tak bisa di pungkiri ,akses media sosial banyak di salah gunakan oleh segelintir orang-orang yang tidak bertanggung jawab , kejahatan-kejahatan di dunia maya yang biasa di sebut "cybercrime" sudah marak dan sering terjadi , dari penipuan ,penculikan,hingga pemerkosaan ,aku juga pernah mengalami cybercrime yang versi ini penipuan pedagang online shop , waktu itu aku memesan handphone ke salah satu orang yang mempublish jualannya di salah satu situs jual-beli, dya menarik pembeli dengan menjajakan barang dagangan dengan harga dibawah pasaran ,dan ketika aku sudah mengirimkan uang kepada si penjual barang tersebut tidak dikirim , dan uang ku melayang begitu saja, sedangkan si penipu yang tidak bertanggung jawab tersebut tetap bisa bebas berkeliaran , karena sampai saat ini kejahatan di dunia maya saat itu belum ada undang-undang yang berlaku dan masih susah melacak keberadaan si pelaku penipuan . dan aku menajdikan ini sebagai pelajaran aja kalau ingin membeli barang di online shop seharusnya berhati-hati .
bagi saya media sosial sangat berguna walau dengan banyak nya kejahatan di dunia maya tidak membuatku takut untuk mengakses media sosial ,karena fungsi media sosial ini yang sangat banyak , tergantung kita gimana mengakses media sosial ini dengan bijaksana. bisa kita dapatkan banyak keuntungan , selain untuk mengakses informasi lebih cepat , bisa untuk berbisnis dengan modal sedikit, bertemu teman lama dan mendapatkan teman baru, dan yang paling terpenting dapat menghubungkan ku dengan keluarga ku yang terpisah oleh selat sunda , hingga beda benua , tanpa mengenal batas dengan biaya yang murah. banyak hal-hal positif yang bisa kita dapatkan dari media sosial ini.
sekian kisahku dengan media sosial :) semoga bermanfaat .
Rabu, 07 November 2012
DETERMINISME TEKNOLOGI DAN UTOPIANISME TEKNOLOGI
Determinisme Teknologi Marshall McLuhan
Marshall McLuhan, media-guru dari University of
Toronto, pernah mengatakan bahwa the medium is the mass-age. Media
adalah era massa. Maksudnya adalah bahwa saat ini kita hidup di era yang
unik dalam sejarah peradaban manusia, yaitu era media massa. Terutama
lagi, pada era media elektronik seperti sekarang ini. Media pada
hakikatnya telah benar-benar mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan
bertingkah laku manusia itu sendiri. Kita saat ini berada pada era
revolusi, yaitu revolusi masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran
media massa tadi.
McLuhan memetakan sejarah kehidupan manusia ke
dalam empat periode: a tribal age (era suku atau purba), literate age
(era literal/huruf), a print age (era cetak), dan electronic age (era
elektronik). Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat
bersifat gradual atau evolusif, akan tetapi lebih disebabkan oleh
penemuan teknologi komunikasi.
The Tribal Age. Menurut McLuhan, pada era purba
atau era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera
pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era itu hanya
mendasarkan diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya.
Jadi, telinga adalah “raja” ketika itu, “hearing is believing”, dan
kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era
primitif ini kemudian tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.
The Age of Literacy. Semenjak ditemukannya
alfabet atau huruf, maka cara manusia berkomunikasi banyak berubah.
Indera penglihatan kemudian menjadi dominan di era ini, mengalahkan
indera pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi mengandalkan
tuturan, tapi lebih kepada tulisan.
The Print Age. Sejak ditemukannya mesin cetak
menjadikan alfabet semakin menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan
kata-kata melalui mesin cetak tersebut semakin merajalela. Kehadiran
mesin cetak, dan kemudian media cetak, menjadikan manusia lebih bebas
lagi untuk berkomunikasi.
The Electronic Age. Era ini juga menandai
ditemukannya berbagai macam alat atau teknologi komunikasi. Telegram,
telpon, radio, film, televisi, VCR, fax, komputer, dan internet. Manusia
kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai “global
village”. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu untuk
bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja,
seketika itu juga.
Inti dari teori McLuhan adalah determinisme
teklologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi
komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika
Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi,
maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode
komunikasi.
Kalau mau kita lihat saat ini tidak ada satu
segi kehidupan manusia pun yang tidak bersinggungan dengan apa yang
namanya media massa. Mulai dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor,
pertemanan, bahkan agama, semuanya berkaitan dengan media massa.
Hampir-hampir tidak pernah kita bisa membebaskan diri dari media massa
dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bahasa Em Griffin (2003: 344)
disebutkan, “Nothing remains untouched by communication technology.
McLuhan juga menyebutkan bahwa media massa
adalah ekstensi atau perpanjangan dari inderawi manusia (extention of
man). Media tidak hanya memperpanjang jangkauan kita terhadap suatu
tempat, peristiwa, informasi, tapi juga menjadikan hidup kita lebih
efisien. Lebih dari itu media juga membantu kita dalam menafsirkan
tentang kehidupan kita.
Medium is the message. Dalam perspektif
McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang
disampaikan oleh media tersebut. Misalkan saja, mungkin isi tayangan di
televisi memang penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran
televisi di ruang keluarga tersebut menjadi jauh lebih penting lagi.
Televisi, dengan kehadirannya saja sudah menjadi penting, bukan lagi
tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah lebih banyak mengubah
kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka sampaikan.
Dilema yang kemudian muncul seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi adalah bahwa manusia
semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang diciptakannya sendiri.
Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru
kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka.
Sebagai contoh, betapa gelisahnya kita kalau
sampai terlewat satu episode sinetron kesayangan yang biasanya kita
tonton tiap hari. Atau mungkin kalau kita sudah lebih dari seminggu
tidak membuka halaman Friendster di internet. Satu hari saja tidak
menonton televisi mungkin kita akan merasa betapa kita telah ketinggalan
berapa banyak informasi hari itu.
Kehadiran media massa, dan segala kemajuan
teknologi komunikasi yang lainnya, seharusnya menjadikan kehidupan
manusia lebih baik. Namun ketika yang terjadi justru sebaliknya, kita
menjadi didominasi oleh media massa dan teknologi komunikasi yang
semakin pesat tersebut, maka ini menjadi sebuah ironi
UTOPIANISME TEKNOLOGI
Utopianisme
teknologi (sering disebut techno-utopianisme atau technoutopianism)
mengacu pada ideologi didasarkan pada keyakinan bahwa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada akhirnya akan membawa utopia, atau
setidaknya membantu untuk memenuhi satu atau lain yang ideal utopis.
Sebuah techno-utopia Oleh karena itu masyarakat yang ideal hipotetis, di
mana undang-undang, pemerintah, dan kondisi sosial yang hanya
beroperasi untuk kepentingan dan kesejahteraan semua warga negaranya,
diatur dalam, dekat-atau jauh-masa depan ketika maju ilmu pengetahuan
dan teknologi akan memungkinkan standar-standar hidup yang ideal untuk
eksis, misalnya, kelangkaan pos, transformasi di alam manusia,
penghapusan penderitaan dan bahkan akhir kematian.
Pada
abad ke-21 akhir 20 dan awal, ideologi dan gerakan beberapa, seperti
tandingan cyberdelic, Ideologi California, transhumanism, dan
Singularitarianism, telah muncul mempromosikan bentuk techno-utopia
sebagai tujuan terjangkau. Budaya kritikus Imre Szeman berpendapat
utopianisme teknologi merupakan narasi sosial yang tidak rasional karena
tidak ada bukti yang mendukungnya. Dia menyimpulkan bahwa apa yang
menunjukkan adalah sejauh mana masyarakat modern menempatkan banyak iman
dalam narasi Sejarah Teknologi utopianisme dari tanggal 19 sampai
pertengahan abad ke-20 Karl Marx percaya bahwa ilmu pengetahuan dan
demokrasi adalah tangan kanan dan kiri dari apa yang ia sebut bergerak
dari wilayah keharusan menuju wilayah kebebasan. Dia berargumen bahwa
kemajuan dalam ilmu pengetahuan membantu mendelegitimasi kekuasaan raja
dan kekuasaan Gereja Kristen.
Sosialis
abad ke-19, feminis dan republiken [meragukan - mendiskusikan] umumnya
pendukung logika dan sains. Techno-utopianisme, ateisme, dan
rasionalisme telah dikaitkan dengan Kiri, demokrasi revolusioner dan
utopis untuk sebagian besar dua ratus tahun terakhir. Radikal seperti
Joseph Priestley mengejar penyelidikan ilmiah sementara advokasi
demokrasi dan kebebasan dari tirani agama.
Robert
Owen, Charles Fourier, dan Henri de Saint-Simon di awal abad 19
terinspirasi komunalis dengan visi mereka tentang evolusi ilmiah dan
teknologi masa depan umat manusia menggunakan akal sebagai agama
sekuler. Radikal menangkap evolusi Darwin untuk memvalidasi ide kemajuan
sosial. Utopia sosialis Edward Bellamy dalam Looking Backward, yang
terinspirasi ratusan klub sosialis di abad ke-19 akhir Amerika Serikat
dan partai politik nasional, adalah sebagai teknologi tinggi sebagai
imajinasi Bellamy. Untuk Bellamy dan Sosialis Fabian, sosialisme itu
harus dibawa sebagai konsekuensi menyakitkan dari pembangunan industri.
Marx
dan Engels melihat rasa sakit dan konflik yang terlibat, tetapi setuju
tentang akhir tak terelakkan. Marxis berpendapat bahwa kemajuan
teknologi meletakkan dasar tidak hanya untuk menciptakan sebuah
masyarakat baru, dengan hubungan properti yang berbeda, tetapi juga
untuk munculnya manusia baru yang menghubungkan kembali ke alam dan diri
mereka sendiri. Di bagian atas agenda kaum proletar diberdayakan adalah
“untuk meningkatkan jumlah tenaga produktif secepat mungkin.” Kiri abad
ke-19 dan awal ke-20, dari demokrat sosial komunis, difokuskan pada
industrialisasi, pembangunan ekonomi dan promosi alasan, ilmu
pengetahuan dan gagasan kemajuan.
Salah
satu promosi seperti ilmu pengetahuan dan kemajuan sosial adalah
promosi eugenika. Memegang bahwa dalam studi keluarga, seperti Jukes dan
Kallikaks, ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa banyak ciri seperti
kriminalitas dan alkoholisme secara turun temurun, banyak menganjurkan
sterilisasi yang menampilkan sifat-sifat negatif. Program sterilisasi
paksa yang diterapkan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Setelah
Auschwitz, optimisme pandangan positivis menyebabkan konsepsi lebih
pesimis ilmu pengetahuan. Holocaust, seperti Theodor Adorno
digarisbawahi, tampaknya menghancurkan cita-cita Condorcet dan pemikir
lain dari Pencerahan, yang sering disamakan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan kemajuan sosial. Teknologi utopianisme dari akhir abad ke-21
ke-20 dan awal The Goliath totalitarianisme akan dibawa turun oleh
David dari microchip.
Ronald
Reagan, The Guardian, 14 Juni 1989 Sebuah gerakan techno-utopianisme
mulai berkembang lagi dalam budaya dot-com pada tahun 1990-an, terutama
di Pantai Barat Amerika Serikat, terutama berbasis di sekitar Silicon
Valley. Ideologi California adalah seperangkat keyakinan menggabungkan
bohemian dan anti-otoriter sikap dari tandingan dari tahun 1960-an
dengan techno-utopianisme dan dukungan untuk kebijakan ekonomi
libertarian. Itu tercermin dalam, melaporkan, dan bahkan secara aktif
dipromosikan di halaman majalah Wired, yang didirikan di San Francisco
pada tahun 1993 dan bertugas selama beberapa tahun sebagai nomor “bible”
penganutnya
Bentuk
techno-utopianisme mencerminkan keyakinan bahwa perubahan teknologi
merevolusi urusan manusia, dan bahwa teknologi digital pada khususnya -
yang Internet hanyalah pertanda sederhana - akan meningkatkan kebebasan
pribadi dengan membebaskan individu dari pelukan kaku birokrasi
pemerintah besar. “Self-diberdayakan pekerja pengetahuan” akan membuat
hierarki tradisional berlebihan, komunikasi digital akan memungkinkan
mereka untuk melarikan diri kota modern, suatu “sisa usang dari zaman
industri”. Penganutnya mengklaim itu melampaui konvensional “kanan /
kiri” perbedaan dalam politik dengan rendering politik usang. Namun,
techno-utopianisme proporsional menarik pengikut dari ujung kanan
libertarian dari spektrum politik. Oleh karena itu, techno-utopian
sering memiliki permusuhan terhadap peraturan pemerintah dan kepercayaan
keunggulan dari sistem pasar bebas.
Tokoh
“nubuat” techno-utopianisme termasuk George Gilder dan Kevin Kelly,
editor Wired yang juga menerbitkan beberapa buku. Selama 1990-an booming
dot-com, ketika gelembung spekulatif memunculkan klaim bahwa era
“kemakmuran permanen” telah tiba, techno-utopianisme berkembang,
biasanya antara persentase kecil dari populasi yang karyawan startups
internet dan / atau dimiliki sejumlah besar berteknologi tinggi saham.
Dengan kecelakaan berikutnya, banyak dari dot com techno-utopian harus
mengendalikan beberapa keyakinan mereka dalam menghadapi kembalinya
jelas realitas ekonomi tradisional.
Pada
akhir 1990-an dan khususnya selama dekade pertama abad ke-21,
technorealism dan techno-progresivisme adalah sikap yang telah meningkat
di antara para pendukung perubahan teknologi sebagai alternatif penting
untuk techno-utopianisme. [8] [9] Namun, utopianisme teknologi tetap
dalam abad ke-21 sebagai akibat dari perkembangan teknologi baru dan
dampaknya terhadap masyarakat. Misalnya, wartawan beberapa teknis dan
komentator sosial, seperti Mark Pesce, telah menafsirkan fenomena
WikiLeaks dan Amerika Serikat kabel diplomatik bocor pada awal Desember
2010 sebagai pendahulu, atau insentif bagi, penciptaan masyarakat
techno-utopia transparan.
Prinsip Bernard Gendron, seorang profesor filsafat di University of Wisconsin-Milwaukee, mendefinisikan empat prinsip utopis teknologi modern di akhir abad ke-21 ke-20 dan awal sebagai berikut: Kami saat ini mengalami revolusi (pascaindustri) dalam teknologi; Di era pascaindustri, perkembangan teknologi akan dipertahankan (setidaknya); Di era pascaindustri, perkembangan teknologi akan mengarah pada akhir kelangkaan ekonomi; Penghapusan kelangkaan ekonomi akan mengarah pada penghapusan setiap kejahatan sosial yang besar.
Para
kritikus menganggap bahwa identifikasi techno-utopianisme tentang
kemajuan sosial dengan kemajuan ilmiah adalah suatu bentuk positivisme
dan saintisme. Kritik dari titik yang modern libertarian
techno-utopianisme bahwa ia cenderung untuk fokus pada “campur tangan
pemerintah” sementara mengabaikan efek positif dari peraturan bisnis.
Mereka juga menunjukkan bahwa ia memiliki sedikit untuk mengatakan
tentang dampak lingkungan dari teknologi dan ide-ide yang memiliki
relevansi sedikit untuk banyak dari sisa dunia yang masih relatif sangat
miskin (lihat kesenjangan digital global).
Pada
tahun 2010 Kegagalan Sistem studinya: Minyak, keakanan, dan Antisipasi
Bencana, Kanada Penelitian Chairholder dalam cultural studies Imre
Szeman berpendapat bahwa utopianisme teknologi merupakan salah satu
narasi sosial yang mencegah orang dari bertindak pada pengetahuan yang
telah mereka mengenai dampak minyak terhadap lingkungan. Lihat
alsoprogress dan teknologi mengatasi hal, meskipun semua bukti yang
sebaliknya.
Kesimpulan
Media
tak lain adalah alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas
fungsi dan perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing penemuan
media baru yang kita betul-betul dipertimbangkan untuk memperluas
beberapa kemampuan dan kecakapan manusia. Misalnya, ambil sebuah buku.
Dengan buku itu seseorang bisa memperluas cakrawala, pengetahuan,
termasuk kecakapan dan kemampuannya. Seperti yang sering dikatakan oleh
masyarakat umum, dengan buku, kita akan bisa “melihat dunia”.
Mengikuti teori ini, ada beberapa perubahan besar yang mengikuti
perkembangan teknologi dalam berkomunikasi. Masing-masing periode
sama-sama memperluas perasaan, dan pikiran manusia. McLuhan membaginya
ke dalam empat periode. Di dalam masing-masing kasus yang menyertai
perubahan itu atau pergerakan dari era satu ke era yang lain membawa
bentuk baru komunikasi yang menyebabkan beberapa macam perubahan dalam
masyarakat.
Contoh yang dapat ditemui dalam realita yaitu :
Perkembangan
teknologi yang semakin maju membuat segalanya serba ingin cepat dan
instan. Teknologi sebagai peralatan yang memudahkan kerja manusia
membuat budaya ingin selalu dipermudah dan menghindari kerja keras
maupun ketekunan. Teknologi juga membuat seseorang berpikir tentang
dirinya sendiri. Jiwa sosialnya melemah sebab merasa bahwa tidak
memerlukan bantuan orang lain jika menghendaki sesuatu, cukup dengan
teknologi sebagai solusinya. Akibatnya, tak jarang kepada tetangga dekat
kurang begitu akrab karena telah memiliki komunitas sendiri, meskipun
jarak memisahkan, namun berkat teknologi tak terbatas ruang dan waktu.
Solusi
agar budaya yang dibentuk di era elektronik ini tetap positif, maka
harus disertai dengan perkembangan mental dan spiritual. Diharapkan
informasi yang diperoleh dapat diolah oleh pikiran yang jernih sehingga
menciptakan kebudayaan-kebudayaan yang humanis.
SEJARAH MANUSIA MENGENAL TULISAN
Alarm berbunyi pukul lima pagi, toni yang sehari-hari
bekerja sebagai PNS di daerah Jakarta selatan terbangun dan
mematikan alarm. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia langsung menyalakan
televisi untuk mengetahui peristiwa yang terjadi semalam. Tak lupa telepon
genggamnya yang cukup canggih, ia gunakan untuk membuka akun jejaring social
dan surat elektronik.
Dari tulisan-tulisan yang telah dihasilkan oleh manusia maka
sampailah kita pada budaya serta kehidupan yang terbentuk dari warisan tulisan
para pendahulu.
Begitulah keseharian Toni setiap pagi sebelum berangkat ke
kantor. Interaksi dengan media menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Penyebaran
informasi berjalan dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Terutama
setelah ditemukan televisi dan internet. Namun apabila kita melihat sekilas ke
belakang, bagaimanakah awal mula media yang digunakan manusia dalam menyebarkan
informasi ? Sebelum internet dan televisi, kita mengenal dunia percetakan.
Manusia menggunakan berbagai macam media seperti kertas, batu, dan lainnya
untuk menyampaikan informasi. Jika melihat kembali media yang digunakan,
semuanya menggunakan tulisan untuk menyampaikan informasi.
Memang, tulisan menjadi salah satu momen peradaban manusia.
Tulisan membedakan zaman antara sejarah dan pra-sejarah. Tulisan pada awalnya
tidak berbentuk huruf, melainkan gambar. Secara umum, perkembangan jenis
tulisan tidak hanya dari suatu daerah saja, berbagai macam jenis tulisan lahir
dari berbagai macam jenis kebudayaan.
Perkembangan Tulisan
Pada awal mulanya, tulisan yang digunakan merupakan gambar
sederhana yang merepresentasikan suatu objek maupun pekerjaan. Gambar yang
digunakan merupakan gambar sederhana yang dimengerti oleh para penduduk
sekitar. Tulisan jenis ini disebut dengan piktograf. Salah satu jenis piktograf
yang kita kenal adalah Hieroglyph dari mesir. Tulisan ini telah ada sejak 3000
tahun S.M dan biasanya ditulis pada lembaran daun papyrus maupun dipahat pada
batu.
Tahun 400 S.M bangsa yunani mulai memperkenalkan system huruf
yang menggantikan jenis piktograf. Huruf ini tidak lagi mewakili hanya sebuah
objek maupun kata kerja, akan tetapi mewakili suku kata. Pada sekitar tahun 114
S.M. , bangsa romawi menyempurnakan huruf yang digunakan oleh yunani sehingga
menjadi cikal bakal huruf alphabet yang digunakan sekarang.
Tidak hanya itu saja, di belahan bumi yang lain, jenis
tulisan lain pun berkembang. Lembah Mesopotamia, bagdad, dunia arab, sampai
daratan china pun mengembangkan karakteristik tulisan masing – masing. Dan salah
satu momentum persebaran tulisan di dunia adalah dengan ditemukannya mesin
cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1439. Dengan ditemukannya mesin cetak,
persebaran informasi menjadi lebih mudah karena dapat diperbanyak dalam waktu
yang singkat.
Dalam sejarahnya, manusia mula – mula tidak tinggal menetap akan
tetapi mengembara dan satu tempat ke tempat lain. Manusia mencari makan
dari alam sekitarnya. Pada perkembangan berikutnya manusia mulai menetap
dengan mata pencaharian utama yakni bertani.
Dalam pengembarannya tersebut, manusia memperoleh pengalaman bahwa
bila mereka memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan
serta bahan lainnya, ternyata manusia dapat menyempaikan berita kepada
manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada bautu, pohon, serta bahan
lainnya yang bisa ditulisi. Sebelum mengenal tulisan, manusia
berhubungan dengan manusia lainnya melalui bahasa lisan ataupun bahasa
isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan kepada
pohon, batu, ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan
manusia lain melalui bahasa tulisan.
Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon,
batu, dan benda lainnya dapat digunakan sebagai catatan mengenai apa
yang dikatakan manusia maupun apa yang perlu diketahui seseorang. Dengan
adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia, karena kini
manusia dapat melihat catatannya tersebut. Pesan dalam berbagai pahatan
tersebut dapat diteruskan dan diwariskan kepada generasi berikutnya
maupun kepada suku lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa manusia menulis karena berdasarkan
pengalamannya. Sebelum mengenal tulisan, manusia berbahasa dengan
menggunakan bahasa lisan dan isyarat. Bahasa tulis digunakan sebagai
alat komunikasi dan pewarisan pengetahuan dari generasi sebelumnya.
Menurut
Adolf Portman secara biologis, manusia dipandang sebagai prematur.
Maksudnya semua spesies atau binatang sejak dilahirkan sekaligus telah
membawa serta seperangkat naluri atau atau kemampuan alami buat tetap
hidup (survive), sedangkan manusia tanpa pemeliharaan ibu dan
keluarganya (sebagai lingkungan) pasti akan mati. Keseluruhan situasi di
atas, yaitu kekurangan manusia dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan, maka lalu diganti oleh kemampuan manusia untuk menciptakan
suatu lingkungan tiruan (artificial) yang bentuknya beraneka ragam.
Manusia dalam hal ini dibekali teknik untuk membuat lingkungan menjadi
cocok dengan dirinya, sehingga makin tinggi tingkat kemampuan abstraksi,
makin tinggi pula kebudayaan orang atau bangsa tersebut. Berkat
kesadaran dan kemampuan abstraksi inilah, manusia akhirnya menghasilkan
konsep tersendiri mengenai apa itu alam. Konsep yang telah
disistematisasi dengan otak dan kerangka pemikiran yang logis dalam
wujud ilmu pengetahuan, ialah yang nantinya merupakan benih dari
teknologi sebagai satu penerapan ilmu pengetahuan dalam berhadapan
dengan alam.
Fase-fase Proses Teknik
1.Fase teknik destruktif, maksudnya untuk memcahkan segala permasalahan
dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam dan tidak ada
usaha mengembalikannya lagi ke alam. Manusia masih bersifat food
gathering dan ini terjadi dalam zaman batu. Orang yang hidup pada zaman
batu itu bersikap mengambil apa saja dari alam, belum ada usaha untuk
menanam.
2. Fase teknik konstruktif, ciri budaya masyarakat yang hidup pada fase
ini adalah telah melakukan penciptaan, sehingga menghasilkan kebudayaan
baru yang sebelumnya tidak terdapat di alam secara langsung, misalnya
alat tembikar untuk keperluan memasak, senjata logam, ladang dan
peternakan. Dengan penciptaan baru ini, manusia sedikit demi sedikit
telah mencipta bagi dirinya suatu lingkungan baru. Lingkungan baru ini
selalu bermodalkan alam sekitar, maka merupakan the second nature (alam
kedua) yang bentuknya atau macamnya beragam, mulai dari kegiatan
ekonomis, struktur kemasyarakatan sampai ke bentuk peradaban dan
keagamaan.
3. Fase teknik efektif, merupakan puncak perkembangan teknik yang telah
dicapai oleh manusia saat ini. Teknik modern yang beraneka ragam,
sebenarnya bertitik tolak dari analisis matematis alam. Makin
meningkatnya kebutuhan dan pemakaiannya dalam kehidupan manusia,
sehingga mampu membangun suatu peradaban baru, yaitu peradaban mesin.
Ciri-ciri peradaban mesin adalah kesatuan bahasa internasional, sebagai
pengantar yang sangat mendorong perkembangannya. Selain itu dengan
diciptakannya bahasa simbol yang internasional, satu dan seragam, yaitu
bahasa matematika, maka berkembanglah secara pesat teknologi mesin.
Semua itu tercapai karena manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pada
dasarnya, teknologi adalah ilmu terapan, sebaliknya teknologi yang
mendorong diciptakannya lalu ditimbulkannya ilmu pengetahuan yang lebih
maju lagi. Kesimpulannya, teknik ada karena adanya ilmu pengetahuan.
3 GELOMBANG PERADABAN MANUSIA menurut ALVIN TOFFLER
Menurut Alvin
Toffler, tiga gelombang peradaban manusia terdiri dari era pertanian,
industri dan era informasi / komunikasi (lihat Rogers 1986 ; Alisyahbana
dalam Yulian, dkk (2001) :
1.
Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana
manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia
berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri
masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan
energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air
terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan
kincir air dan kincir angin.
Gelombang Peradaban Manusia
2.
Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, sebagai
“manusia ekonomis” yang rakus yang baru lahir dari Renaissance
(pencerahan di Eropa). Adam Smith dengan bukunya The Wealth of Nations
dari Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species mewarnai budaya
renaissance.
a. Imprialisme
dan kolonialisme di gelombang kedua ini merupakan interpretasi yang
salah dari Teori Darwin, terutama ideologi Social Darwinism dan Herbert
Species ; The Mights is always Rights.
b. Gelombang kedua ini berbudaya produk massa, pendidikan massa, komunikasi massa dan media massa.
c. Budaya Iptek tumbuh dengan pesat
d. Terjadi urbanisasi
dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat
diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.
3. Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi dengan ciri-ciri :
a. Kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui
b.Proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi
c. Terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
d. Peradaban gelombang ketiga merupakan Sintesa dari gelombang pertama (tesa) dan gelombang kedua (antitesa).
e. Dalam
gelombang ketiga ini kadang disebut sebagai Knowledge Age, dengan
digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan
internet, masyarakat mampu berkomunikasi online
Era Komunikasi dan Informasi
n Masa Puncaknya era komunikasi dan informasi akan segera tercapai 10-20 tahun kedepan.
a. Open
Society (Struktur Masyarakat Terbuka/ umumnya para anggota masyarakat
berusaha dan bekerja keras untuk menaikkan statusnya didalam masyarakat.
Mereka bersaing dan bekerjasama untuk dapat naik ke lapisan atas
berikutnya sesuai dengan sistem kompetisi dan korporasi yang sudah dapat
diterima oleh seluruh masyarakat.
Lima Gelombang peradaban baru akan bergantian atau pun kadang-kadang bersamaan mendominasi budaya masyarakat dunia selanjutnya :
- Era Industri Rekreasi (Hospitality, Recreation, Entertainment) yang akan mendominasi budaya pada tahun 2015 M.
- Era Bioteknologi (Bioteknologi, genetics, Cloning) yang akan mendominasi budaya dunia pada kira-kira tahun 2001 M.
- Era
mega material (Quantum Physics, Nanotechnology high pressure physics)
yang akan mendominasi dunia kira-kira tahun 2200 M dan 2300 M.
- Era Atom Baru (fusion, lossers,hydrogen and helium isopes) yang akan mendominasi budidaya duinia kira-kira pada 2100 – 2500 M.
- Era
Angkasa luar baru (Specsaft, Exploration, Travel, Resource Gathering,
Astrophysics) yang akan mendominasi sebelum tahun 3000 M (Alisyahbana,
2001).
Langganan:
Postingan (Atom)