Rabu, 07 November 2012

AKU dan MEDIA SOSIAL

Media sosial adalah sebuah media online, dan kita dipermudah untuk berpartisipasi di dalam nya ,baik dalam berbagi informasi ,mencari informasi , dan blog adalah media sosial yang paling banyak umum di gunakan masyarakat di indonesia.


Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.


awal mula perkenalanku dengan media sosial adalah saat aku berumur 11 tahun , saat itu aku menggunakan layanan jejaring sosial LIVE CONNECTOR yang pada jaman itu sangat banyak di minati anak-anak remaja seumuran ku . live connector menyediakan layanan chatting kepada sesama pengguna live connector , fasilitas lainnya seperti kita bisa saling mengisi testimonial ke sesama teman kita di live connector yang sedang online juga.

tidak lama setelah itu  LC  turun tahta .friendster mulai mem booming  aku mulai mengenal friendster,jejaring sosial ini memiliki banyak feature, dari kita bisa mencari seseorang melalui nama , agar bisa berteman di friendster, mengisi testimonial, biodata yang lebih jelas, mengirim pesan pribadi, meng-upload foto-foto menjadi beberapa album, hingga dapat mengubah layar tampilan friendster kita sendiri sesuai desaign yang kita pilih.

semakin kesini semakin banyak macam-macam media sosial dan fungsinya yang  aku ketahui , dari munculnya facebook, twitter, dan jaringan-jaringan yang menyediakan berbagai fasilitas , dari kita bisa berbagi informasi sampai  jual-beli online, seperti kaskus.

perkembangan teknologi semakin maju seiring perkembangan media sosial dan saat ini menggunakan media sosial tidak hanya bisa di akses melalui komputer saja, tetapi handphone sekarang rata-rata sudah memiliki feature untuk langsung bisa mengakses internet, dan ini sangat memudahkan bagi pengguna media sosial untuk bisa mengakses nya dimana pun kita berada.

dan masyarakat kini semakin banyak yang sudah mengenal dunia maya (istilah media sosial).banyak manfaat dari dunia internet ini , dari kita dapat mengakses informasi lebih cepat ,dapat bersilahturahmi jarak jauh , banyak menambah teman dan jaringan , juga banyak orang yang bisa sukses karna media sosial orang-orang yang pandai dan bisa memanfaatkan media sosial ini dengan baik, seperti mempromosikan dan menjual dagangan melalui media ini biasa kita sebut  online shop, mempromokan jualannya melalui media internet yang akses nya tanpa batas , aku juga pernah menggeluti dunia online shop . 

tetapi karna akces menggunakan media internet ini yang sangat mudah  tak bisa di pungkiri ,akses media sosial banyak di salah gunakan oleh segelintir orang-orang yang tidak bertanggung jawab , kejahatan-kejahatan di dunia maya yang biasa di sebut "cybercrime" sudah marak dan sering terjadi , dari penipuan ,penculikan,hingga pemerkosaan ,aku juga pernah mengalami cybercrime yang versi ini penipuan pedagang online shop , waktu itu aku memesan handphone ke salah satu orang yang mempublish jualannya di salah satu situs jual-beli, dya menarik pembeli dengan menjajakan barang dagangan dengan harga dibawah pasaran ,dan  ketika aku sudah mengirimkan uang kepada si penjual barang tersebut tidak dikirim , dan uang ku melayang begitu saja, sedangkan si penipu yang tidak bertanggung jawab tersebut tetap bisa bebas berkeliaran , karena sampai saat ini kejahatan di dunia maya saat itu belum ada undang-undang yang berlaku dan masih susah melacak keberadaan si pelaku penipuan . dan aku menajdikan ini sebagai pelajaran aja kalau ingin membeli barang di online shop seharusnya berhati-hati . 

bagi saya media sosial sangat berguna walau dengan banyak nya kejahatan di dunia maya tidak membuatku takut untuk mengakses media sosial ,karena fungsi media sosial ini yang sangat banyak , tergantung kita gimana mengakses media sosial ini dengan bijaksana. bisa kita dapatkan banyak keuntungan , selain untuk mengakses informasi lebih cepat , bisa untuk berbisnis dengan modal sedikit, bertemu teman lama dan mendapatkan teman baru, dan yang paling terpenting dapat menghubungkan ku dengan keluarga ku yang terpisah oleh selat sunda , hingga beda benua , tanpa mengenal batas dengan biaya yang murah. banyak hal-hal positif yang bisa kita dapatkan dari media sosial ini.

sekian kisahku dengan media sosial :) semoga bermanfaat .
 


DETERMINISME TEKNOLOGI DAN UTOPIANISME TEKNOLOGI

Determinisme Teknologi Marshall McLuhan

Marshal McLuhan
Marshal McLuhan
Marshall McLuhan, media-guru dari University of Toronto, pernah mengatakan bahwa the medium is the mass-age. Media adalah era massa. Maksudnya adalah bahwa saat ini kita hidup di era yang unik dalam sejarah peradaban manusia, yaitu era media massa. Terutama lagi, pada era media elektronik seperti sekarang ini. Media pada hakikatnya telah benar-benar mempengaruhi cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku manusia itu sendiri. Kita saat ini berada pada era revolusi, yaitu revolusi masyarakat menjadi massa, oleh karena kehadiran media massa tadi.
McLuhan memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode: a tribal age (era suku atau purba), literate age (era literal/huruf), a print age (era cetak), dan electronic age (era elektronik). Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat bersifat gradual atau evolusif, akan tetapi lebih disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi.
The Tribal Age. Menurut McLuhan, pada era purba atau era suku zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era itu hanya mendasarkan diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya. Jadi, telinga adalah “raja” ketika itu, “hearing is believing”, dan kemampuan visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era primitif ini kemudian tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.
The Age of Literacy. Semenjak ditemukannya alfabet atau huruf, maka cara manusia berkomunikasi banyak berubah. Indera penglihatan kemudian menjadi dominan di era ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi tidak lagi mengandalkan tuturan, tapi lebih kepada tulisan.
The Print Age. Sejak ditemukannya mesin cetak menjadikan alfabet semakin menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan kata-kata melalui mesin cetak tersebut semakin merajalela. Kehadiran mesin cetak, dan kemudian media cetak, menjadikan manusia lebih bebas lagi untuk berkomunikasi.
The Electronic Age. Era ini juga menandai ditemukannya berbagai macam alat atau teknologi komunikasi. Telegram, telpon, radio, film, televisi, VCR, fax, komputer, dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai “global village”. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja, seketika itu juga.
Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teklologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi.
Kalau mau kita lihat saat ini tidak ada satu segi kehidupan manusia pun yang tidak bersinggungan dengan apa yang namanya media massa. Mulai dari ruang keluarga, dapur, sekolah, kantor, pertemanan, bahkan agama, semuanya berkaitan dengan media massa. Hampir-hampir tidak pernah kita bisa membebaskan diri dari media massa dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bahasa Em Griffin (2003: 344) disebutkan, “Nothing remains untouched by communication technology.
McLuhan juga menyebutkan bahwa media massa adalah ekstensi atau perpanjangan dari inderawi manusia (extention of man). Media tidak hanya memperpanjang jangkauan kita terhadap suatu tempat, peristiwa, informasi, tapi juga menjadikan hidup kita lebih efisien. Lebih dari itu media juga membantu kita dalam menafsirkan tentang kehidupan kita.
Medium is the message. Dalam perspektif McLuhan, media itu sendiri lebih penting daripada isi pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Misalkan saja, mungkin isi tayangan di televisi memang penting atau menarik, akan tetapi sebenarnya kehadiran televisi di ruang keluarga tersebut menjadi jauh lebih penting lagi. Televisi, dengan kehadirannya saja sudah menjadi penting, bukan lagi tentang isi pesannnya. Kehadiran media massa telah lebih banyak mengubah kehidupan manusia, lebih dari apa isi pesan yang mereka sampaikan.
Dilema yang kemudian muncul seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi adalah bahwa manusia semakin didominasi oleh teknologi komunikasi yang diciptakannya sendiri. Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru kebalikannya, kita yang dikontrol oleh mereka.
Sebagai contoh, betapa gelisahnya kita kalau sampai terlewat satu episode sinetron kesayangan yang biasanya kita tonton tiap hari. Atau mungkin kalau kita sudah lebih dari seminggu tidak membuka halaman Friendster di internet. Satu hari saja tidak menonton televisi mungkin kita akan merasa betapa kita telah ketinggalan berapa banyak informasi hari itu.
Kehadiran media massa, dan segala kemajuan teknologi komunikasi yang lainnya, seharusnya menjadikan kehidupan manusia lebih baik. Namun ketika yang terjadi justru sebaliknya, kita menjadi didominasi oleh media massa dan teknologi komunikasi yang semakin pesat tersebut, maka ini menjadi sebuah ironi



UTOPIANISME TEKNOLOGI

Utopianisme teknologi (sering disebut techno-utopianisme atau technoutopianism) mengacu pada ideologi didasarkan pada keyakinan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada akhirnya akan membawa utopia, atau setidaknya membantu untuk memenuhi satu atau lain yang ideal utopis. Sebuah techno-utopia Oleh karena itu masyarakat yang ideal hipotetis, di mana undang-undang, pemerintah, dan kondisi sosial yang hanya beroperasi untuk kepentingan dan kesejahteraan semua warga negaranya, diatur dalam, dekat-atau jauh-masa depan ketika maju ilmu pengetahuan dan teknologi akan memungkinkan standar-standar hidup yang ideal untuk eksis, misalnya, kelangkaan pos, transformasi di alam manusia, penghapusan penderitaan dan bahkan akhir kematian.
Pada abad ke-21 akhir 20 dan awal, ideologi dan gerakan beberapa, seperti tandingan cyberdelic, Ideologi California, transhumanism, dan Singularitarianism, telah muncul mempromosikan bentuk techno-utopia sebagai tujuan terjangkau. Budaya kritikus Imre Szeman berpendapat utopianisme teknologi merupakan narasi sosial yang tidak rasional karena tidak ada bukti yang mendukungnya. Dia menyimpulkan bahwa apa yang menunjukkan adalah sejauh mana masyarakat modern menempatkan banyak iman dalam narasi Sejarah Teknologi utopianisme dari tanggal 19 sampai pertengahan abad ke-20 Karl Marx percaya bahwa ilmu pengetahuan dan demokrasi adalah tangan kanan dan kiri dari apa yang ia sebut bergerak dari wilayah keharusan menuju wilayah kebebasan. Dia berargumen bahwa kemajuan dalam ilmu pengetahuan membantu mendelegitimasi kekuasaan raja dan kekuasaan Gereja Kristen.
Sosialis abad ke-19, feminis dan republiken [meragukan - mendiskusikan] umumnya pendukung logika dan sains. Techno-utopianisme, ateisme, dan rasionalisme telah dikaitkan dengan Kiri, demokrasi revolusioner dan utopis untuk sebagian besar dua ratus tahun terakhir. Radikal seperti Joseph Priestley mengejar penyelidikan ilmiah sementara advokasi demokrasi dan kebebasan dari tirani agama.
Robert Owen, Charles Fourier, dan Henri de Saint-Simon di awal abad 19 terinspirasi komunalis dengan visi mereka tentang evolusi ilmiah dan teknologi masa depan umat manusia menggunakan akal sebagai agama sekuler. Radikal menangkap evolusi Darwin untuk memvalidasi ide kemajuan sosial. Utopia sosialis Edward Bellamy dalam Looking Backward, yang terinspirasi ratusan klub sosialis di abad ke-19 akhir Amerika Serikat dan partai politik nasional, adalah sebagai teknologi tinggi sebagai imajinasi Bellamy. Untuk Bellamy dan Sosialis Fabian, sosialisme itu harus dibawa sebagai konsekuensi menyakitkan dari pembangunan industri.
Marx dan Engels melihat rasa sakit dan konflik yang terlibat, tetapi setuju tentang akhir tak terelakkan. Marxis berpendapat bahwa kemajuan teknologi meletakkan dasar tidak hanya untuk menciptakan sebuah masyarakat baru, dengan hubungan properti yang berbeda, tetapi juga untuk munculnya manusia baru yang menghubungkan kembali ke alam dan diri mereka sendiri. Di bagian atas agenda kaum proletar diberdayakan adalah “untuk meningkatkan jumlah tenaga produktif secepat mungkin.” Kiri abad ke-19 dan awal ke-20, dari demokrat sosial komunis, difokuskan pada industrialisasi, pembangunan ekonomi dan promosi alasan, ilmu pengetahuan dan gagasan kemajuan.
Salah satu promosi seperti ilmu pengetahuan dan kemajuan sosial adalah promosi eugenika. Memegang bahwa dalam studi keluarga, seperti Jukes dan Kallikaks, ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa banyak ciri seperti kriminalitas dan alkoholisme secara turun temurun, banyak menganjurkan sterilisasi yang menampilkan sifat-sifat negatif. Program sterilisasi paksa yang diterapkan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Setelah Auschwitz, optimisme pandangan positivis menyebabkan konsepsi lebih pesimis ilmu pengetahuan. Holocaust, seperti Theodor Adorno digarisbawahi, tampaknya menghancurkan cita-cita Condorcet dan pemikir lain dari Pencerahan, yang sering disamakan dengan kemajuan ilmu pengetahuan kemajuan sosial. Teknologi utopianisme dari akhir abad ke-21 ke-20 dan awal The Goliath totalitarianisme akan dibawa turun oleh David dari microchip.
Ronald Reagan, The Guardian, 14 Juni 1989 Sebuah gerakan techno-utopianisme mulai berkembang lagi dalam budaya dot-com pada tahun 1990-an, terutama di Pantai Barat Amerika Serikat, terutama berbasis di sekitar Silicon Valley. Ideologi California adalah seperangkat keyakinan menggabungkan bohemian dan anti-otoriter sikap dari tandingan dari tahun 1960-an dengan techno-utopianisme dan dukungan untuk kebijakan ekonomi libertarian. Itu tercermin dalam, melaporkan, dan bahkan secara aktif dipromosikan di halaman majalah Wired, yang didirikan di San Francisco pada tahun 1993 dan bertugas selama beberapa tahun sebagai nomor “bible” penganutnya
Bentuk techno-utopianisme mencerminkan keyakinan bahwa perubahan teknologi merevolusi urusan manusia, dan bahwa teknologi digital pada khususnya - yang Internet hanyalah pertanda sederhana - akan meningkatkan kebebasan pribadi dengan membebaskan individu dari pelukan kaku birokrasi pemerintah besar. “Self-diberdayakan pekerja pengetahuan” akan membuat hierarki tradisional berlebihan, komunikasi digital akan memungkinkan mereka untuk melarikan diri kota modern, suatu “sisa usang dari zaman industri”. Penganutnya mengklaim itu melampaui konvensional “kanan / kiri” perbedaan dalam politik dengan rendering politik usang. Namun, techno-utopianisme proporsional menarik pengikut dari ujung kanan libertarian dari spektrum politik. Oleh karena itu, techno-utopian sering memiliki permusuhan terhadap peraturan pemerintah dan kepercayaan keunggulan dari sistem pasar bebas.
Tokoh “nubuat” techno-utopianisme termasuk George Gilder dan Kevin Kelly, editor Wired yang juga menerbitkan beberapa buku. Selama 1990-an booming dot-com, ketika gelembung spekulatif memunculkan klaim bahwa era “kemakmuran permanen” telah tiba, techno-utopianisme berkembang, biasanya antara persentase kecil dari populasi yang karyawan startups internet dan / atau dimiliki sejumlah besar berteknologi tinggi saham. Dengan kecelakaan berikutnya, banyak dari dot com techno-utopian harus mengendalikan beberapa keyakinan mereka dalam menghadapi kembalinya jelas realitas ekonomi tradisional.
Pada akhir 1990-an dan khususnya selama dekade pertama abad ke-21, technorealism dan techno-progresivisme adalah sikap yang telah meningkat di antara para pendukung perubahan teknologi sebagai alternatif penting untuk techno-utopianisme. [8] [9] Namun, utopianisme teknologi tetap dalam abad ke-21 sebagai akibat dari perkembangan teknologi baru dan dampaknya terhadap masyarakat. Misalnya, wartawan beberapa teknis dan komentator sosial, seperti Mark Pesce, telah menafsirkan fenomena WikiLeaks dan Amerika Serikat kabel diplomatik bocor pada awal Desember 2010 sebagai pendahulu, atau insentif bagi, penciptaan masyarakat techno-utopia transparan.

Prinsip Bernard Gendron, seorang profesor filsafat di University of Wisconsin-Milwaukee, mendefinisikan empat prinsip utopis teknologi modern di akhir abad ke-21 ke-20 dan awal sebagai berikut: Kami saat ini mengalami revolusi (pascaindustri) dalam teknologi; Di era pascaindustri, perkembangan teknologi akan dipertahankan (setidaknya); Di era pascaindustri, perkembangan teknologi akan mengarah pada akhir kelangkaan ekonomi; Penghapusan kelangkaan ekonomi akan mengarah pada penghapusan setiap kejahatan sosial yang besar.
Para kritikus menganggap bahwa identifikasi techno-utopianisme tentang kemajuan sosial dengan kemajuan ilmiah adalah suatu bentuk positivisme dan saintisme. Kritik dari titik yang modern libertarian techno-utopianisme bahwa ia cenderung untuk fokus pada “campur tangan pemerintah” sementara mengabaikan efek positif dari peraturan bisnis. Mereka juga menunjukkan bahwa ia memiliki sedikit untuk mengatakan tentang dampak lingkungan dari teknologi dan ide-ide yang memiliki relevansi sedikit untuk banyak dari sisa dunia yang masih relatif sangat miskin (lihat kesenjangan digital global).
Pada tahun 2010 Kegagalan Sistem studinya: Minyak, keakanan, dan Antisipasi Bencana, Kanada Penelitian Chairholder dalam cultural studies Imre Szeman berpendapat bahwa utopianisme teknologi merupakan salah satu narasi sosial yang mencegah orang dari bertindak pada pengetahuan yang telah mereka mengenai dampak minyak terhadap lingkungan. Lihat alsoprogress dan teknologi mengatasi hal, meskipun semua bukti yang sebaliknya.

 Kesimpulan

Media tak lain adalah alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas fungsi dan perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing penemuan media baru yang kita betul-betul dipertimbangkan untuk memperluas beberapa kemampuan dan kecakapan manusia. Misalnya, ambil sebuah buku. Dengan buku itu seseorang bisa memperluas cakrawala, pengetahuan, termasuk kecakapan dan kemampuannya. Seperti yang sering dikatakan oleh masyarakat umum, dengan buku, kita akan bisa “melihat dunia”.
Mengikuti teori ini, ada beberapa perubahan besar yang mengikuti perkembangan teknologi dalam berkomunikasi. Masing-masing periode sama-sama memperluas perasaan, dan pikiran manusia. McLuhan membaginya ke dalam empat periode. Di dalam masing-masing kasus yang menyertai perubahan itu atau pergerakan dari era satu ke era yang lain membawa bentuk baru komunikasi yang menyebabkan beberapa macam perubahan dalam masyarakat.
Contoh yang dapat ditemui dalam realita yaitu :
Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat segalanya serba ingin cepat dan instan. Teknologi sebagai peralatan yang memudahkan kerja manusia membuat budaya ingin selalu dipermudah dan menghindari kerja keras maupun ketekunan. Teknologi juga membuat seseorang berpikir tentang dirinya sendiri. Jiwa sosialnya melemah sebab merasa bahwa tidak memerlukan bantuan orang lain jika menghendaki sesuatu, cukup dengan teknologi sebagai solusinya. Akibatnya, tak jarang kepada tetangga dekat kurang begitu akrab karena telah memiliki komunitas sendiri, meskipun jarak memisahkan, namun berkat teknologi tak terbatas ruang dan waktu.
Solusi agar budaya yang dibentuk di era elektronik ini tetap positif, maka harus disertai dengan perkembangan mental dan spiritual. Diharapkan informasi yang diperoleh dapat diolah oleh pikiran yang jernih sehingga menciptakan kebudayaan-kebudayaan yang humanis.

SEJARAH MANUSIA MENGENAL TULISAN

Alarm berbunyi pukul lima pagi, toni yang sehari-hari bekerja sebagai PNS di daerah Jakarta selatan terbangun dan mematikan alarm. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia langsung menyalakan televisi untuk mengetahui peristiwa yang terjadi semalam. Tak lupa telepon genggamnya yang cukup canggih, ia gunakan untuk membuka akun jejaring social dan surat elektronik.
Begitulah keseharian Toni setiap pagi sebelum berangkat ke kantor. Interaksi dengan media menjadi hal yang lumrah dewasa ini. Penyebaran informasi berjalan dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain. Terutama setelah ditemukan televisi dan internet. Namun apabila kita melihat sekilas ke belakang, bagaimanakah awal mula media yang digunakan manusia dalam menyebarkan informasi ? Sebelum internet dan televisi, kita mengenal dunia percetakan. Manusia menggunakan berbagai macam media seperti kertas, batu, dan lainnya untuk menyampaikan informasi. Jika melihat kembali media yang digunakan, semuanya menggunakan tulisan untuk menyampaikan informasi. 


Memang, tulisan menjadi salah satu momen peradaban manusia. Tulisan membedakan zaman antara sejarah dan pra-sejarah. Tulisan pada awalnya tidak berbentuk huruf, melainkan gambar. Secara umum, perkembangan jenis tulisan tidak hanya dari suatu daerah saja, berbagai macam jenis tulisan lahir dari berbagai macam jenis kebudayaan. 


Perkembangan Tulisan



Pada awal mulanya, tulisan yang digunakan merupakan gambar sederhana yang merepresentasikan suatu objek maupun pekerjaan. Gambar yang digunakan merupakan gambar sederhana yang dimengerti oleh para penduduk sekitar. Tulisan jenis ini disebut dengan piktograf. Salah satu jenis piktograf yang kita kenal adalah Hieroglyph dari mesir. Tulisan ini telah ada sejak 3000 tahun S.M dan biasanya ditulis pada lembaran daun papyrus maupun dipahat pada batu.




Tahun 400 S.M bangsa yunani mulai memperkenalkan system huruf yang menggantikan jenis piktograf. Huruf ini tidak lagi mewakili hanya sebuah objek maupun kata kerja, akan tetapi mewakili suku kata. Pada sekitar tahun 114 S.M. , bangsa romawi menyempurnakan huruf yang digunakan oleh yunani sehingga menjadi cikal bakal huruf alphabet yang digunakan sekarang.

Tidak hanya itu saja, di belahan bumi yang lain, jenis tulisan lain pun berkembang. Lembah Mesopotamia, bagdad, dunia arab, sampai daratan china pun mengembangkan karakteristik tulisan masing – masing. Dan salah satu momentum persebaran tulisan di dunia adalah dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada tahun 1439. Dengan ditemukannya mesin cetak, persebaran informasi menjadi lebih mudah karena dapat diperbanyak dalam waktu yang singkat.

Dari tulisan-tulisan yang telah dihasilkan oleh manusia maka sampailah kita pada budaya serta kehidupan yang terbentuk dari warisan tulisan para pendahulu.



Dalam sejarahnya, manusia mula – mula tidak tinggal menetap akan tetapi mengembara dan satu tempat ke tempat lain. Manusia mencari makan dari alam sekitarnya. Pada perkembangan berikutnya manusia mulai menetap dengan mata pencaharian utama yakni bertani.

Dalam pengembarannya tersebut, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila mereka memberi tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta bahan lainnya, ternyata manusia dapat menyempaikan berita kepada manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada bautu, pohon, serta bahan lainnya yang bisa ditulisi. Sebelum mengenal tulisan, manusia berhubungan dengan manusia lainnya melalui bahasa lisan ataupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan kepada pohon, batu, ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan manusia lain melalui bahasa tulisan.

Dari segi lain, tanda ataupun tulisan yang dipahatkan pada pohon, batu, dan benda lainnya dapat digunakan sebagai catatan mengenai apa yang dikatakan manusia maupun apa yang perlu diketahui seseorang. Dengan adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia, karena kini manusia dapat melihat catatannya tersebut. Pesan dalam berbagai pahatan tersebut dapat diteruskan dan diwariskan kepada generasi berikutnya maupun kepada suku lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa manusia menulis karena berdasarkan pengalamannya. Sebelum mengenal tulisan, manusia berbahasa dengan menggunakan bahasa lisan dan isyarat. Bahasa tulis digunakan sebagai alat komunikasi dan pewarisan pengetahuan dari generasi sebelumnya.

 Menurut Adolf Portman secara biologis, manusia dipandang sebagai prematur. Maksudnya semua spesies atau binatang sejak dilahirkan sekaligus telah membawa serta seperangkat naluri atau atau kemampuan alami buat tetap hidup (survive), sedangkan manusia tanpa pemeliharaan ibu dan keluarganya (sebagai lingkungan) pasti akan mati. Keseluruhan situasi di atas, yaitu kekurangan manusia dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, maka lalu diganti oleh kemampuan manusia untuk menciptakan suatu lingkungan tiruan (artificial) yang bentuknya beraneka ragam. Manusia dalam hal ini dibekali teknik untuk membuat lingkungan menjadi cocok dengan dirinya, sehingga makin tinggi tingkat kemampuan abstraksi, makin tinggi pula kebudayaan orang atau bangsa tersebut. Berkat kesadaran dan kemampuan abstraksi inilah, manusia akhirnya menghasilkan konsep tersendiri mengenai apa itu alam. Konsep yang telah disistematisasi dengan otak dan kerangka pemikiran yang logis dalam wujud ilmu pengetahuan, ialah yang nantinya merupakan benih dari teknologi sebagai satu penerapan ilmu pengetahuan dalam berhadapan dengan alam.
 
Fase-fase Proses Teknik
1.Fase teknik destruktif, maksudnya untuk memcahkan segala permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil dari alam dan tidak ada usaha mengembalikannya lagi ke alam. Manusia masih bersifat food gathering dan ini terjadi dalam zaman batu. Orang yang hidup pada zaman batu itu bersikap mengambil apa saja dari alam, belum ada usaha untuk menanam.
2. Fase teknik konstruktif, ciri budaya masyarakat yang hidup pada fase ini adalah telah melakukan penciptaan, sehingga menghasilkan kebudayaan baru yang sebelumnya tidak terdapat di alam secara langsung, misalnya alat tembikar untuk keperluan memasak, senjata logam, ladang dan peternakan. Dengan penciptaan baru ini, manusia sedikit demi sedikit telah mencipta bagi dirinya suatu lingkungan baru. Lingkungan baru ini selalu bermodalkan alam sekitar, maka merupakan the second nature (alam kedua) yang bentuknya atau macamnya beragam, mulai dari kegiatan ekonomis, struktur kemasyarakatan sampai ke bentuk peradaban dan keagamaan.
3. Fase teknik efektif, merupakan puncak perkembangan teknik yang telah dicapai oleh manusia saat ini. Teknik modern yang beraneka ragam, sebenarnya bertitik tolak dari analisis matematis alam. Makin meningkatnya kebutuhan dan pemakaiannya dalam kehidupan manusia, sehingga mampu membangun suatu peradaban baru, yaitu peradaban mesin. Ciri-ciri peradaban mesin adalah kesatuan bahasa internasional, sebagai pengantar yang sangat mendorong perkembangannya. Selain itu dengan diciptakannya bahasa simbol yang internasional, satu dan seragam, yaitu bahasa matematika, maka berkembanglah secara pesat teknologi mesin. Semua itu tercapai karena manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya, teknologi adalah ilmu terapan, sebaliknya teknologi yang mendorong diciptakannya lalu ditimbulkannya ilmu pengetahuan yang lebih maju lagi. Kesimpulannya, teknik ada karena adanya ilmu pengetahuan.

3 GELOMBANG PERADABAN MANUSIA menurut ALVIN TOFFLER

Menurut Alvin Toffler, tiga gelombang peradaban manusia terdiri dari era pertanian, industri dan era informasi / komunikasi (lihat Rogers 1986 ; Alisyahbana dalam Yulian, dkk (2001) :
1. Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan kincir air dan kincir angin.
Gelombang Peradaban Manusia
2. Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, sebagai “manusia ekonomis” yang rakus yang baru lahir dari Renaissance (pencerahan di Eropa). Adam Smith dengan bukunya The Wealth of Nations dari Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species mewarnai budaya renaissance.

a. Imprialisme dan kolonialisme di gelombang kedua ini merupakan interpretasi yang salah dari Teori Darwin, terutama ideologi Social Darwinism dan Herbert Species ; The Mights is always Rights.
b. Gelombang kedua ini berbudaya produk massa, pendidikan massa, komunikasi massa dan media massa.
c. Budaya Iptek tumbuh dengan pesat

d. Terjadi urbanisasi dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.
3. Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi dengan ciri-ciri :
a. Kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui

b.Proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi
c. Terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
d. Peradaban gelombang ketiga merupakan Sintesa dari gelombang pertama (tesa) dan gelombang kedua (antitesa).
e. Dalam gelombang ketiga ini kadang disebut sebagai Knowledge Age, dengan digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan internet, masyarakat mampu berkomunikasi online
Era Komunikasi dan Informasi
n Masa Puncaknya era komunikasi dan informasi akan segera tercapai 10-20 tahun kedepan.
a. Open Society (Struktur Masyarakat Terbuka/ umumnya para anggota masyarakat berusaha dan bekerja keras untuk menaikkan statusnya didalam masyarakat. Mereka bersaing dan bekerjasama untuk dapat naik ke lapisan atas berikutnya sesuai dengan sistem kompetisi dan korporasi yang sudah dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Lima Gelombang peradaban baru akan bergantian atau pun kadang-kadang bersamaan mendominasi budaya masyarakat dunia selanjutnya :
- Era Industri Rekreasi (Hospitality, Recreation, Entertainment) yang akan mendominasi budaya pada tahun 2015 M.
- Era Bioteknologi (Bioteknologi, genetics, Cloning) yang akan mendominasi budaya dunia pada kira-kira tahun 2001 M.
- Era mega material (Quantum Physics, Nanotechnology high pressure physics) yang akan mendominasi dunia kira-kira tahun 2200 M dan 2300 M.
- Era Atom Baru (fusion, lossers,hydrogen and helium isopes) yang akan mendominasi budidaya duinia kira-kira pada 2100 – 2500 M.
- Era Angkasa luar baru (Specsaft, Exploration, Travel, Resource Gathering, Astrophysics) yang akan mendominasi sebelum tahun 3000 M (Alisyahbana, 2001).